Featured image
27 Apr 2025 5 min read Work

Tuntutlah Karir Sampai ke Negeri Seberang

Diskusi saya dengan teman-teman se-profesi seputar dunia kerja sering kali berujung pada pertanyaan, “Apakah mungkin kita bekerja sebagai software engineer sampai tua?”.

Pertanyaan ini valid karena sering kali software engineer di usia 30-40 tahun mulai beralih ke jalur manajerial. Tidak ada yang salah dengan pilihan tersebut, namun posisi manajerial bisa dibilang terbatas jika dibandingkan dengan jumlah software engineer yang ada di Indonesia saat ini.

Diskusi ini sering kali membuat salah satu dari kami berpikir untuk mencari pekerjaan di luar negeri. Mungkin karena merasa bahwa demand di sini belum sepadan dengan supply yang ada. Mungkin juga karena ingin memberikan kualitas hidup yang lebih baik untuk keluarga. Atau mungkin hanya sekadar ingin mencoba bekerja dan hidup di lingkungan yang baru.

Sebagai salah satu orang yang dulu sering memimpikan hal tersebut, saya ingin membagikan beberapa cara yang saya ketahui untuk mewujudkan mimpi-mimpi itu.

Bekerja Remote untuk Perusahaan Luar Negeri

Bekerja secara remote bukanlah hal baru, dan banyak perusahaan luar negeri yang membuka lowongan pekerjaan untuk talenta di Indonesia.

Namun, yang jarang diketahui adalah bahwa cara ini juga bisa dimanfaatkan untuk pindah ke luar negeri.

Betul, pindah ke luar negeri. Bukan sekadar bekerja dari Indonesia.

Perusahaan luar negeri yang tidak memiliki cabang di Indonesia biasanya menawarkan dua cara untuk mempekerjakan orang dari negara lain: bekerja lepas (freelance) atau melalui perusahaan perantara.

Jika bekerja secara lepas, kita akan dibayar langsung oleh perusahaan tersebut. Namun, jika melalui perusahaan perantara, gaji kita akan disalurkan melalui perusahaan perantara tersebut. Kita juga bisa mendirikan perusahaan sendiri dalam bentuk CV atau PT, tetapi ada cara lain jika tujuan kita adalah pindah ke luar negeri.

Cara tersebut adalah melalui EoR (Employer of Record). Singkatnya, perusahaan EoR akan bertindak sebagai perantara. Secara hukum, kita akan tercatat sebagai karyawan perusahaan perantara tersebut, tetapi pekerjaan kita tetap langsung untuk perusahaan luar negeri yang membuka lowongan.

Beberapa contoh perusahaan EoR adalah Deel, Remote, Oyster, Employment Hero, dan Skuad.

Sebagai contoh, jika EoR memiliki cabang di Malaysia, kita bisa memilih untuk tercatat sebagai karyawan EoR di cabang Malaysia. Dengan begitu, segala urusan terkait visa kerja, pajak, penggajian, cuti, dan hari libur akan diurus oleh perusahaan EoR. Kita cukup mempersiapkan diri untuk bekerja dan hidup di Malaysia.

Keuntungan bagi perusahaan yang menggunakan EoR adalah adanya landasan hukum yang jelas, biaya yang terjangkau, dan kemudahan dalam pengelolaan karyawan. Sehingga kecil kemungkinan perusahaan menolak opsi ini.

Namun, ada keterbatasan dalam metode ini: perusahaan biasanya tidak menyesuaikan gaji berdasarkan lokasi yang kita pilih.

Sebagai contoh, jika perusahaan di Amerika Serikat menawarkan gaji sebesar $60.000, jumlah ini tidak akan berubah, baik kita memilih bekerja dari Indonesia maupun Malaysia. Akibatnya, gaji bersih yang kita terima bisa lebih kecil tergantung pada pajak dan biaya hidup di negara yang dituju.

Cara ini paling cocok digunakan jika kita mendapatkan tawaran pekerjaan dengan gaji yang besar, sehingga potongan pajak dan biaya hidup tidak menjadi masalah yang signifikan.

Menjadi Digital Nomad

Jika kita mendapatkan tawaran pekerjaan dengan gaji yang besar dan memilih untuk tetap bekerja dari Indonesia, masih ada cara untuk pindah ke luar negeri.

Cara tersebut adalah dengan memanfaatkan “Digital Nomad Visa”.

Uniknya, cara ini juga bisa ditempuh untuk pekerja lepas (freelancer).

Visa ini merupakan jenis visa yang ditawarkan kepada individu yang ingin bekerja dari suatu negara secara remote. Persyaratan visa ini berbeda-beda di setiap negara, tetapi umumnya mencakup jumlah minimum gaji per bulan dan jenis pekerjaan yang dapat dilakukan secara remote.

Keterbatasan visa digital nomad adalah adanya batas maksimal masa tinggal di negara tersebut. Sebagai contoh, kita mungkin hanya diizinkan tinggal dan bekerja di negara tersebut selama 6 bulan hingga 1 tahun.

Beberapa negara yang menawarkan visa ini antara lain Kanada, Estonia, Spanyol, Portugal, Thailand, Jepang, Korea Selatan, dan masih banyak lainnya.

Mencari Kerja di Negara Tujuan

Tanpa tawaran pekerjaan, kita tetap memiliki peluang untuk pindah ke luar negeri dan mencari pekerjaan di sana.

Cara ini dapat dilakukan dengan memanfaatkan Job Seeker Visa.

Visa ini dirancang untuk individu yang memenuhi kriteria sebagai pencari kerja, biasanya di bidang-bidang yang sedang membutuhkan banyak tenaga kerja baru, salah satunya adalah bidang teknologi.

Beberapa negara yang menawarkan visa pencari kerja ini antara lain Swedia, Jerman, Portugal, Austria, dan UAE.

Meskipun visa ini memberikan kemudahan karena tidak memerlukan tawaran pekerjaan sebelumnya, persyaratannya biasanya cukup ketat. Contohnya, pelamar harus memiliki pendidikan minimal setara sarjana dan sertifikat kemampuan bahasa tertentu.

Jika kita berhasil mendapatkan pekerjaan selama masa berlaku visa ini, kita harus melalui proses tambahan untuk mengajukan visa kerja baru. Dengan demikian, visa pencari kerja ini hanya menjadi langkah awal untuk memulai karir di luar negeri.

Mendapatkan pekerjaan yang sekaligus memberikan sponsorship untuk visa kerja adalah salah satu cara yang paling menantang.

Kita harus bersaing dengan kandidat dari seluruh dunia, dan terkadang penawaran gaji yang diberikan mungkin tidak terlalu besar.

Salah satu trik yang saya ketahui adalah mencari lowongan di perusahaan-perusahaan yang memiliki izin resmi untuk memberikan sponsorship.

Contohnya: Inggris, Belanda, dan Australia.

Dengan mengetahui daftar perusahaan-perusahaan tersebut terlebih dahulu, kita dapat memastikan bahwa perusahaan tersebut memiliki kemampuan untuk membantu proses pembuatan visa kerja.

Langkah berikutnya adalah membuka situs resmi perusahaan tersebut dan memeriksa apakah ada lowongan pekerjaan yang sesuai dengan keahlian kita.

Memang tidak mudah karena proses ini harus dilakukan satu per satu

Namun, jalan menuju tempat yang indah memang terkadang tidak mudah.

Beberapa negara, seperti Jerman dan Estonia, bahkan lebih fleksibel karena perusahaan di sana dapat memberikan visa kerja tanpa harus terdaftar sebelumnya sebagai pemberi sponsorship resmi.

Cara Lain?

Tidak ada jalan pintas untuk mendapatkan pekerjaan di luar negeri.

Hindari percaya pada pihak yang mengatasnamakan diri mereka sebagai agen pencari kerja, karena besar kemungkinan hal tersebut adalah penipuan.

Selalu lakukan riset mandiri secara mendetail, dan jangan mudah terbuai oleh mimpi-mimpi yang dijual oleh “influencer” di media sosial.

Yang paling penting, tetaplah semangat dan jangan mudah menyerah! Jika gagal, teruslah berusaha untuk memperbaiki diri. Suatu hari, jalan itu pasti akan terbuka! ✧⁺⸜(・ ᗜ ・ )⸝⁺✧


Photo by Avi Richards on Unsplash