Featured image
31 Oct 2020 6 min read Life

Bingung Memilih Jurusan?

Tulisan ini telah diperbarui pada Maret 2025

Salah satu dilema yang dihadapi para lulusan SMA/SMK adalah memilih program studi (atau jurusan).

Sebagai mantan pengajar, saya ingin berbagi tentang hal-hal yang perlu dipertimbangkan ketika memutuskan untuk melanjutkan studi ke jenjang yang lebih tinggi.

Strategi Awal

Beberapa langkah dalam memilih program studi biasanya terdiri dari 3 langkah ini:

Ada yang memulai dari menentukan perguruan tinggi, kemudian program studinya, lalu tujuan karirnya. Ada juga yang memulai dari cita-citanya, kemudian program studi untuk mencapai cita-cita itu, lalu memilih perguruan tingginya.

Tidak ada yang salah dari pendekatan manapun.

Namun ada hal yang sering terlupakan, yaitu memastikan pilihan karir tersebut selaras dengan yang direncanakan oleh perguruan tinggi dan program studi. Hal ini bisa dilihat dari Profil Lulusan dari program studi tersebut.

Profil Lulusan

Istilah “Profil Lulusan” sederhananya adalah daftar profesi yang dapat dikerjakan oleh para lulusan program studi dari perguruan tinggi tersebut. Setiap program studi memiliki profil lulusan yang berbeda, bahkan program studi dengan nama yang sama bisa saja memiliki profil lulusan yang berbeda.

Misalnya program studi “Teknik Informatika” di Perguruan Tinggi A memiliki profil lulusan:

  1. Software Developer
  2. System Analyst
  3. Researcher
  4. Entrepreneur

Lalu di Perguruan Tinggi B, dengan nama program studi yang sama, memiliki profil lulusan:

  1. Network Engineer
  2. Cyber Security
  3. Software Developer
  4. System Analyst

Bisa dilihat di contoh di atas, program studi yang sama di perguruan tinggi yang berbeda memiliki profil lulusan yang berbeda.

Apa efek dari Profil Lulusan ini?

Efeknya adalah kedua program studi menawarkan skill yang berbeda, jadi kurikulumnya tidak akan sama persis.

Pada Perguruan Tinggi A, kemungkinan akan ada pembelajaran dengan topik wirausaha lebih banyak dibanding di Perguruan Tinggi B.

Pada Perguruan Tinggi B, kemungkinan teori dan praktek jaringan akan lebih banyak porsinya dibanding topik perangkat lunak.

Apa berarti lulusan tidak akan bisa menjadi Entrepreneur jika mengambil program studi tersebut di Perguruan Tinggi B? Tentu saja tidak! Hanya saja ilmu yang diberikan akan lebih banyak di Perguruan Tinggi A.

Kurikulum

Menurut UU No 12 Tahun 2012, penyusunan kurikulum memang diserahkan ke perguruan tinggi, tetapi harus mengacu ke standar nasional.

Jadi meskipun nama program studinya sama, perguruan tinggi boleh menentukan fokus ilmunya di bidang apa.


Penyusunan kurikulum, jika dimulai dari pemetaan profil lulusan, akan menentukan mata kuliah yang ada di program studi tersebut.

Mata kuliah bisa berupa wajib atau pilihan. Mata kuliah pilihan biasanya memberikan ilmu yang lebih terfokus pada suatu bidang.

Sebagai contoh, jika terdapat mata kuliah wajib berupa Probabilitas dan Statistik, ilmu dari mata kuliah tersebut bisa diaplikasikan ke bidang Artificial Intelligence, sehingga program studi bisa menawarkan mata kuliah pilihan Artificial Intelligence Dasar dan Artificial Intelligence Lanjutan.

Meskipun memiliki nama program studi dan profil lulusan yang sama, perguruan tinggi yang berbeda bisa memiliki penawaran mata kuliah yang juga berbeda.

Selain melihat profil lulusan, saya sangat merekomendasikan untuk mendalami kurikulum yang dimiliki oleh program studi. Hal ini juga berlaku untuk membandingkan program studi yang mirip-mirip seperti “Sistem Informasi”, “Teknik Informatika”, “Ilmu Komputer”, “Teknik Komputer”.

Pengaruh ke Masa Depan

Masih ada beberapa hal yang biasanya luput dari pertimbangan pemilihan program studi.

Jika sudah mendapat bayangan tentang program studi yang ingin didalami, kita juga bisa merencanakan tentang hal-hal yang harus dilakukan untuk melancarkan studi kita nantinya.

Pengajar di Program Studi

Melihat keahlian para pengajar juga bisa jadi salah satu hal yang dilakukan sebelum memilih program studi.

Carilah daftar nama pengajar dari program studi, kemudian masukkan nama mereka di scholar.google.com, maka akan muncul beberapa publikasi ilmiah yang mereka buat dan mahasiswa didikannya. Dengan daftar publikasi ilmiah tersebut, kita bisa melihat bidang apa yang menjadi fokus mereka dari tahun ke tahun.

Untuk bisa belajar dari mereka, kita tidak perlu menunggu mata kuliah mereka atau menunggu tugas akhir (misalnya proyek atau skripsi). Kita bisa mendapatkan bimbingan dari mereka ketika kita bergabung dalam unit yang dibina oleh mereka, unit-unit ini biasanya berbentuk kegiatan ekstrakurikuler atau laboratorium.

Dengan pengetahuan dan pengalaman mereka, pengajar dapat membimbing kita memilih jalur karir yang tepat, selain itu, relasi yang baik dengan pengajar juga bisa memberi pengaruh positif selama masa studi kita.

Ada kenalan saya yang menjalin kerja sama dengan pengajarnya setelah berhasil membuat sebuah produk baru dari hasil penelitian.

Ada juga pengajar yang memiliki pekerjaan tambahan sebagai konsultan dan mempekerjakan mahasiswanya setelah lulus.

Penilaian terhadap Perguruan Tinggi

Pemilihan perguruan tinggi bisa jadi memiliki pengaruh ke masa depan.

Contohnya untuk bisa melanjutkan studi ke jenjang magister di negara tertentu, perguruan tinggi yang memberikan gelar sarjana harus setara dengan perguruan tinggi di negara tujuan.

Jika memiliki rencana kerja atau melanjutkan studi, ingat untuk mengecek syarat dan ketentuannya.

Tanpa rencana ke luar negeri pun, saya tetap merekomendasikan memilih perguruan tinggi dan program studi yang sudah terakreditasi Ban-PT. Caranya mudah, cukup buka banpt.or.id dan masuk ke menu pencarian data akreditasi.


Sebuah perguruan tinggi bisa jadi memiliki relasi ke perguruan tinggi lain di dalam ataupun luar negeri.

Sebagai contoh, ada perguruan tinggi yang mengizinkan mahasiswanya untuk belajar selama 1 tahun di luar negeri lewat skema pertukaran pelajar.

Ada juga perguruan tinggi yang menawarkan program double degree dengan perguruan tinggi di luar negeri.

Beberapa jenis kerjasama antar perguruan tinggi bisa membantu kita merencanakan masa depan kita. Saya biasanya menemukan informasi tentang kerjasama ini lewat website perguruan tinggi dalam bentuk berita atau tulisan.

Alumni

Pendidikan bukan cuma sebagai investasi, tapi juga untuk membangun koneksi.

Saya rasa hal ini bukan sebuah rahasia.

Jika kita sudah memiliki “dream company” yang ingin menjadi target, kita bisa melihat latar pendidikan karyawan di perusahaan tersebut. Informasi ini bisa dilihat di linkedin.com ketika kita membuka halaman profil perusahaan.

Dari informasi proporsi alumni di LinkedIn, saya menyimpulkan bahwa beberapa alumni memiliki semacam “advantage”. Entah karena perusahaan merasa perguruan tinggi tertentu memiliki keahlian yang sesuai kebutuhan perusahaan atau karena memang perguruan tinggi tersebut menghasilkan banyak lulusan berkualitas.

Sebelum mempertimbangkan hal ini, kita perlu membuat daftar perusahaan-perusahaan yang menjadi impian kita terlebih dahulu.

Penutup

Memilih program studi adalah hal yang perlu didiskusikan dengan keluarga dan dipertimbangkan dengan matang. Persiapkan dari jauh-jauh hari, jangan terburu-buru dan jangan hanya mengikuti tren, karena pada akhirnya yang akan menjalaninya adalah kita sendiri.

Tentukan pilihan dengan bijak ⸜(ˊᗜˋ)⸝


Photo by Mwesigwa Joel on Unsplash